Menuju Nirwana


Jalan dari candi dua hingga ke candi kelima masih sangat jauh. Dan ini candi ke tiga yang terdiri dari tiga bangunan, yaitu candi induk dengan dua candi Perwara.

Dibandingkan candi sebelumnya, arca yang mengisi relung di tubuh candi tiga, masih terlihat jelas, yakni arca � Mahakala dan Nadiswara yang setia menjaga candi ini berabad-abad.

Candi di Gedong Songo ini aslinya dibangun dari batu andesit. Setelah dipugar kini diganti dengan batu biasa. Dari candi ketiga ini tercium bau belerang. Tidak jauh dari candi tiga, terdapat sebuah mata air panas yang suhunya mencapai delapan puluh detajat selsius.


Sebagian pengunjung memanfaatkan tempat ini untuk mengobati penyakit tertentu. Sebagian lagi memanfaatkan-nya untuk membersihkan batin dengan melakukan meditasi.

Cuaca di Gedong Songo memang tidak dapat ditebak. Dalam perjalanan ke candi empat yang masih lumayan jauh udara berubah drastis. Namun justru cuaca seperti ini malah menambah candi - candi di gedong songo lebih eksotis.

Diantara semua candi, yang keempat masih terlihat utuh. Hanya saja delapan candi kecilnya sudah menjadi puing. Dan inilah candi ke lima atau yang disebut puncak Nirwana, dimana manusia mencapai kesempurnaannya.

Sang pembuatnya bisa jadi sengaja membangun candi � candi ini satu demi satu sesuai dengan tingkatan. Dan ketika rasa lelah mencapai puncaknya, saat itupula kita mencapai kesempuraan.

Seharusnya ada sembilan candi di Gedong Songo, namun kini tinggal lima, yang empat lainnya sudah menjadi puing. Candi lima terdiri dari sebuah candi induk, dengan beberapa reruntuhan candi Perwara. Si pembangun candi ini rupanya sudah memperhitungkan dengan baik letak candi lima.

Di candi ini, mereka memuja sang maha kuasa di tengah suasana hening dan terpencil. Tidak seperti candi dataran tinggi Dieng yang masih terawat dengan baik. Sebaliknya Gedong Songo akan sulit bertahan lama.

0 Comments:

Post a Comment



bandungan semarang


 

Blogger Templates. Sponsored by SEO Expert